Meredam Krisis: Bagaimana Press Release Menyelamatkan Reputasi Perusahaan Anda

Dalam bisnis, tidak ada yang berjalan mulus 100% selamanya. Suatu saat, krisis bisa terjadi:

• Komplain pelanggan yang viral di Twitter.
• Isu produk cacat atau mengandung bahan berbahaya.
• Kesalahpahaman komunikasi yang memicu boikot.
• Fitnah dari kompetitor.

Di era media sosial, "Bad News travels fast". Kecepatan penyebaran berita negatif seperti api yang menyambar bensin. Diam bukan lagi emas. Diam dianggap membenarkan (= Guilty).

Salah satu alat paling ampuh dalam Crisis Management adalah Press Release (Siaran Pers). Bagaimana cara kerjanya?

---

1. Hak Jawab Resmi (Klarifikasi Satu Pintu)

Saat isu liar beredar, netizen dan media akan berspekulasi. Press Release berfungsi sebagai Sumber Kebenaran Tunggal (Single Source of Truth). Alih-alih membalas komentar netizen satu per satu (yang malah bikin blunder), perusahaan merilis satu pernyataan resmi yang komprehensif, berdasarkan data, dan tenang. Kirimkan rilis ini ke teman-teman media. Saat wartawan menulis berita tentang kasus tersebut, mereka WAJIB (sesuai kode etik) memuat klarifikasi/hak jawab Anda. Ini menyeimbangkan narasi.

2. Menggeser Fokus (Counter Narrative)

Setelah klarifikasi, jangan berhenti. Lakukan Counter-Campaign. Rilis berita-berita positif untuk menggeser fokus publik. Misal: Perusahaan dituduh mencemari lingkungan.

• Langkah 1: Klarifikasi & Permintaan Maaf (jika benar salah) serta langkah perbaikan konkret.
• Langkah 2 (Minggu depan): Rilis berita tentang kegiatan CSR penanaman 1000 pohon atau penghargaan Green Company yang pernah diraih. Tujuannya bukan menipu, tapi menunjukkan bahwa "Satu kesalahan tidak menghapus seribu kebaikan".

3. SEO Cleanup (Menenggelamkan Berita Buruk)

Ini strategi teknis yang sangat efektif. Jika seseorang mengetik nama brand Anda di Google, dan yang muncul di halaman 1 adalah berita negatif, maka reputasi Anda hancur. Solusinya: Banjiri Google dengan Berita Positif. Terbitkan 5-10 Press Release di media nasional bereputasi tinggi. Karena media besar punya authority kuat, artikel-artikel baru ini akan cepat naik ke Halaman 1, mendorong berita negatif lama turun ke Halaman 2 atau 3 (kuburan Google).

Contoh Kasus

Sebuah restoran viral karena dituduh makanannya tidak higienis oleh influencer.

• Tanpa PR: Restoran diam/marah-marah di medsos. Netizen makin benci. Restoran tutup.
• Dengan PR: Restoran segera rilis Press Release mengundang Dinkes/BPOM untuk sidak terbuka. Hasil tes lab keluar (Negatif), rilis lagi beritanya di 10 media nasional judul: "Hasil Lab Keluar, Restoran X Terbukti Higienis dan Bebas Bakteri". Reputasi pulih, bahkan malah makin ramai karena publik penasaran (Free Marketing).

---

Jangan Tunggu Krisis Datang

Membangun hubungan dengan media sebaiknya dilakukan saat kondisi aman, bukan saat rumah sudah kebakaran. Layanan Jasa Press Release Nasional dari Socta Creatives siap menjadi Crisis Center partner Anda. Kami bantu menyusun narasi klarifikasi yang empatik, taktis, dan mendistribusikannya ke jaringan media kami dengan cepat untuk meredam isu.

Reputasi dibangun 20 tahun, dihancurkan 5 menit. Lindungi dengan strategi PR yang tepat.

Butuh Bantuan Crisis Management? Kontak Kami Segera (Rahasia Terjamin)